Data riset tahun 2012 menyebutkan, masalah umum sering terjadinya perceraian adalah karena masalah ekonomi dan orang ketiga.
Ekonomi keluarga memegang peranan vital, baik untuk membiayai kuliah, mencari kerja, menyekolahkan anak, membantu orangtua, membantu saudara dsb.
Di dunia ini ada yang miskin dan kaya. Yang miskin sering merasa tidak adil kenapa mereka miskin dan orang sekelilingnya kaya, yang kaya sering lupa dengan segalanya.
Sesungguhnya Allah Maha Adil, sesuai dengan perilaku dan pandangan hamba kepadaNya, baik dia miskin ataupun kaya.
Nabi Muhammad Saw merupakan panutan, beliau merupakan manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau pernah menjadi orang miskin, dan pernah menjadi orang kaya raya. Biarpun banyak harta, beliau selalu menyedekahkan hartanya sampai ludes habis tak tersisa untuk perjuangan umat muslim dan membantu sesama.
Sering menjadi pertanyaan bagi umat muslim kebanyakan, Apakah Nabi Muhammad kaya raya?, Ya beliau amat kaya, tapi hidup sangat sederhana. Makan seadanya, beralas tikar seadanya, rumah seadanya, tidak pernah berlebihan, dan beliau kadang kelaparan karena semua hartanya diberikan kepada orang lain.
Suatu hari ‘Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau.
Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang.
Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak
kulit).
Air mata Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan
tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu.
Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu
bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?”
Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air
mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku
tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan
aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda? Kisra dan Kaisar duduk di atas
tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi
buah-buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia
pilihan Allah!”
Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir
beliau, “Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan
kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang
kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat
untuk kita dan dunia untuk mereka?”
Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)
Yang sering menjadi pertanyaan lain dari kebanyakan umat muslim, Bagaimana Nabi Muhammad memperoleh kekayaan?
Beliau pertama memperoleh kekayaan dengan cara berdagang (sebelum kenabian), tetapi setelah beliau diangkat menjadi nabi, beliau memperoleh kekayaan dari harta rampasan perang (ghanimah) sebesar 20%, yang merupakan hak istimewa yang Allah berikan. Jumlahnya tidak sedikit dan terkait dengan semua asset di negeri-negeri yang ditaklukan.
Ini menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai orang yang sangat luarbiasa kaya melebihi saudagar terkaya yang ada di Madinah.
Tapi beliau tidak hidup di istana megah, atau makan makanan paling mahal. Beliau kembalikan semuanya untuk perjuangan umat muslim serta fakir miskin.
Tingkah laku serta Akhlak Nabi Muhammad bisa dijadikan suri tauladan bagi kita yang hidup di zaman sekarang, dimana uang sering menjadi nomor satu dan Tuhan nomor kesekian.
Bahwa kemiskinan bukanlah kiamat, dan kekayaan harta bukanlah penentu segalanya.
Ya carilah harta sebanyak-banyaknya, tapi janganlah lupa pada Tuhanmu. Janganlah lupa untuk bersedekah dan berjuang di jalan Allah, karena kebaikan harta terletak pada sedekah/zakat/infaq yang disalurkan.
Dengan bersedekah, kita tidak akan pernah kelaparan, dinaungi rezeki yang terus menerus, dipanjangkan umur, diberi kesehatan, diberi kebaikan-kebaikan kepada kita yang hanya Allah mengetahuiNya.
Takut kelaparan? bersedekahlah
Takut miskin? bersedekahlah
Takut utang? bersedekahlah
Takut dengan masalah? bersedekahlah
Takut tidak punya anak? bersedekahlah
Bersedekah memberikan kebaikan, dan iringi dengan istigfar karena manusia tidak pernah luput dari dosa, dan dosa-dosa manusia yang menghalangi dari turunnya rezeki.
Selama masih ada dosa, rezeki susah turunnya, karena itu meminta maaflah pada Allah, pada ortu, pada sanak saudara, pada teman dsb. Maafkanlah orang lain dan hilangkan dendam.
Al Baqarah 245
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah
menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan.
Al Baqarah 261
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Al Baqarah 265
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka
kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu perbuat.
Al Anfaal 60
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)