Seharusnya merekalah yang berhak menerima emas freeport bukan negeri asing
Indonesia negeri nan kaya raya. Hampir semua bisa ditemukan
di negeri ini. Pernah saya mampir ke singapura, betapa mereka begitu
mengagumi satu binatang kakatua, dan pohon pohon palem yang ditata serapi
mungkin seolah-olah itu barang berharga berupa emas.
Di Indonesia anda akan menemukan kakatua berjumlah jutaan
dan jutaan pohon palem. Bila dibandingkan Indonesia, kekayaan negeri singapura
tidak ada apa-apanya, mereka bahkan tidak memiliki apa-apa, kakatua aja mereka
ngga punya, tapi aneh bin ajaib negeri mereka jauh lebih maju dibandingkan kita.
Pertanyaannya apa yang sebenarnya terjadi dinegeri kita ini?
Sudah lebih dari 60 tahun negeri kita merdeka, tapi negeri kita tidak mengalami
kemajuan apa-apa. Yang ada kemunduran.
Jepang bahkan mampu membangun negerinya dikala bom atom hiroshima
dan bom nagasaki dijatuhkan dalam kurun waktu kurang dari 50 tashun. Bahkan
menjadi negeri yang amat sangat maju.
China menjadi negeri super adidaya dalam
kurun waktu 50 tahunan.
Negeri kita seperti berjalan ditempat, bahkan mundur
kebelakang.
Kenapa saya katakan mundur kebelakang? Karena bukannya
membaik, bahkan memburuk. Mulai dari harga pangan, pakaian, bensin, listrik,
air dll.
Kita berpikir korupsi jaman soeharto sudah buruk bukan?. Di
jaman refromasi korupsi mencakup semua komponen masyarakat, bahkan berkelompok
serta merajalela. mulai dari tingkat bawah sampai pemerintahan. Membuat KTP aja dikorupsi.
Selain itu, kebodohan. Kenapa saya katakan kebodohan?
Aset negara kita yang kaya raya,begitu mudahnya diberikan
ke negeri asing. Masyarakat Indonesia tidak menikmatinya sama sekali.
Contoh freeport. Tembagapura atau freeport adalah gunung
emas.. GUNUNG Emas yang amat sangat berlimpah. Anda sekalian pernah melihat
gunung? Besar bukan? Bagaimana bila satu gunung semuanya adalah emas? Itulah freeport.
Negara kita hanya menikmati 1% dari emas tersebut, sisanya dimiliki negeri
asing. Menyedihkan tapi itulah fakta.
Minyak. Ini sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kita tidak
memiliki cukup teknologi untuk melakukan pengeboran di laut lepas. Lantas apa
yang terjadi? Adanya pembagian gono gini dengan negeri asing. Jadi janganlah heran bila
harga minyak di negeri kita mahal, padahal kita termasuk salah satu penghasil
minyak besar dunia.
Beras. Kita termasuk negara yang mampu menyuplai kebutuhan
beras sendiri. Tapi sekarang dengan bangga kita harus impor beras.
Semua yang menentukan keputusan adalah segelintir pemimpin
kita yang rakus harta, dan dibodohi orang asing. Efeknya yang nanggung adalah
kita semua.
Penyebabnya adalah “Sifat
malas”, malas antri, malas berusaha, malas mikir.
Pernah anda melihat orang Indonesia teratur di jalan?, semua
orang pengen menang sendiri, yang ada makin macet. Saya pernah menyeberang di jalanan dengan
zebra cross, mobil bukannya mengerem, mereka malah nekan gas. Ini mustahil
terjadi di singapura atau jepang, karena pejalan kaki amat sangat dihargai. Disini
pejalan kaki dianggap kucing. Tinggal main nubruk, bahkan diomelin pula kalau
jalannya lambat.
Malas berusaha, pengen cepat kaya, yaitu dengan jalan korupsi. Padahal korupsi itu sama kategorinya dengan perampok dan pencuri. Tapi ini lazim di negeri ini. Tahu berapa yang dikorupsi kebanyakan pejabat di Indonesia? Bisa Melebihi 50 miliar per orang , hukumannya? Amat sangat ringan, bahkan ada yang cuman 3 tahun. Setelah 3 tahun dipenjara para koruptor bisa hidup berfoya-foya.
Malas mikir, sebodo amat kekayaan negeri kita dikasih negeri asing bukan? Lebih baik nonton sinetron tiap hari yang mencuci otak anak muda kita dengan omong kosong?.
Kita dibodohi, tapi tidak nyadar. Kita makin mundur ke jaman
perbudakan.
Selama negeri kita tidak bisa mandiri, selama itu pula
masyarakat Indonesia tidak akan mengalami kemajuan apa-apa.