Bahaya Vaksin

 

Imunisasi : Satu Konspirasi
Jika kita melihat sejarah vaksin moden yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia telah dibiayai oleh Keluarga Rockefeller.
Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionis Internasional. Dan kenyataannya, mereka adalah pengasas WHO dan badan-badan strategik lainnya.
Jika dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi moden (imunisasi) adalah salah satu campur tangan (konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperhambakan seluruh dunia dalam “New World Order” mereka.

Apa Kata Para Akademik Tentang Vaksinasi?
"“Satu-satunya vaksin yang baik adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.”~ Dr. James R. Shannon, mantan pengarah Institusi Kesihatan Nasional Amerika.
“Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.”~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University.

Kandungan kimia berbahaya dalam vaksin.
Vaksin mengandung substansi berbahaya yang diperlukan untuk mencegah jangkitan dan meningkatkan keupayaan vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan aluminium, yang dapat membawa kesan jangka panjang seperti sakit mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan, dll. Dalam 10 tahun ini, jumlah anak autisme meningkat dari antara 200 – 500 % di setiap bagian di Amerika.

Babi dalam Vaksin.
Penggunaan asid amino binatang babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Malah kaum Muslim dan Yahudi banyak yang menentang hal ini karena babi memang diharamkan, seperti dalil dalam Qur’an ayat berikut :Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3

Bahkan dalam Perjanjian Lama (Taurat) juga disebutkan :
“Jangan makan babi. Binatang itu haram karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya tidak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu haram.”Imamat 11 : 7-8

Bencana akibat vaksin yang tidak pernah diberitakan.
• Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesihatan telah dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 minggu setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak berusia 1-3 bulan.
• Pada 1986 ada 1300 kes pertussis di Kansas dan 90% pesakit adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan yang sama juga terjadi di Nova Scotia di mana pertussis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.

Mengapa vaksin gagal melindungi tubuh terhadap penyakit?
Walene James, pengarang buku Immunization: the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan untuk menciptakan kekebalan nyata. Sebelum pengenalan vaksin cacar dan beguk, kes cacar dan beguk yang menimpa anak-anak adalah kes tidak berbahaya. Vaksin mengganggu tubuh sehingga tubuh kita tidak menghasilkan respon inflamatory terhadap virus yang disuntik.

Adakah imunisasi menurut Islam?
Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang mengajar dan mencadangkannya.
Imam Bukhari dalam Shahih-nya men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr:
Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”
Bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya menguning, maka bayi tersebut dipastikan memerlukan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Berat bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya.
Disunnahkan tahnik kepada bayi adalah ubat sekaligus tindakan pencegahan yang memiliki fungsi penting, dan ini adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara perubatan dimana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi. Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6

Cara Membuat Vaksin
Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll. Perbedaannya terletak pada cara pembuatan vaksin tersebut.
Terdapat 2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidup dilemahkan dengan melepaskan virus ke dalam tisu organ dan darah binatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan itk, serum janin lembu, otak kelinci, darah babi atau kuda dan nanah cacar lembu) beberapa kali (dengan proses bertahap) hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya.

Reaksi Tubuh Terhadap Vaksin
Apabila ramuan vaksin tersebut memasuki aliran darah anak. Tubuhnya akan segera bertindak untuk menyingkirkan racun tersebut melalui organ ekresi atau melalui reaksi imun seperti demam, bengkak atau ruam pada kulit. Apabila tubuh anak kuat untuk meningkatkan reaksi imun, tubuh anak mungkin akan berhasil menyingkirkan vaksin tersebut dan mencegahnya terjangkit kembali di masa yang akan datang. Akan tetapi jika tubuh anak tidak kuat untuk meningkatkan reaksi imun, vaksin beracun akan bertahan dalam tisu tubuh.

Kerusakan Tubuh Akibat Vaksin
• Menurut analisa bebas dari data yang dikeluarkan Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) di US, pada tahun 1996 terdapat 872 tragedi yang dilaporkan kepada VAERS, melibatkan anak-anak dibawah 14 tahun yang disuntik vaksin Hepatitis B. Anak-anak tersebut dibawa ke wad ICU hospital karena mengalami masalah kesihatan yang mengancam nyawa. Sebanyak 48 anak dilaporkan meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin tersebut.
• Informasi kesihatan juga dipenuhi contoh yang mengaitkan vaksin dengan timbulnya penyakit. Vaksin telah dikaitkan dengan kerosakan otak, IQ rendah, gangguan konsentrasi, kemampuan belajar kurang, autisme, neurologi.

Sarat Dengan Kimia Beracun
Dapat dikatakan semua jenis vaksin mengandungi racun. Dalam banyak keadaan bahan tambahan vaksin (penguat, peneutral, pengawet dan agen pembawa) jauh lebih beracun daripada komponen virus atau bakteria dalam vaksin tersebut. Misalnya agen penyebab kanser iaitu formaldehid dan thimerosal dapat merusakkan otak.
Tidak ada orang tua yang berfikir untuk memberi makan anaknya dengan formaldehid (pengawet mayat), raksa atau alumunium fosfat. Akan tetapi dengan suntikan vaksin bahan-bahan ini masuk secara langsung ke dalam aliran darah.

12 Hal Yang Harus Diperhatikan
1. Doktor tidak mampu menjamin keselamatan dan keberkesanan vaksin.
2. Keselamatan vaksin belum diuji dengan benar.
3. Vaksinasi didasarkan pada prinsip yang tidak kukuh, sehingga dapat dipersoalkan.
4. Vaksin mungkin tercemar.
5. Kesan sampingan jangka panjang yang serius.
6. Menimbulkan penyakit yang seharusnya dapat disembuhkan.
7. Tidak dapat melindungi dari penyakit menular.
8. Vaksin berhubungan dengan wabak penyakit.
9. Vaksin tidak dapat dipercayai – vaksin tidak menghalang terhadap penyakit tetapi menghalang terhadap kesihatan.
10. Doktor dan profesional kesihatan jarang melaporkan kesan buruk vaksin.
11. Doktor menolak vaksinasi.
12. Vaksinasi lebih mengutamakan keuntungan daripada mengubati.

Para Doktor dan Ilmuan Membantah Vaksinasi
• • “Terdapat banyak bukti yang menunjukkan imunisasi terhadap anak lebih banyak merugikan dari pada manfaatnya.” (dr. J Anthony Morris, mantan Ketua Pengawas Vaksin
• • “Ancaman terbesar serangan penyakit anak-anak datang dari usia pencegahan yang tidak efektif dan berbahaya melalui imunisasi besar-besaran.” (dr. R. Mendelsohn, Penulis (How to Raise A Healthy Child In Spite Of Your Doctor dan Profesor Pediatrik).

Bahaya IMUNISASI!
Imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit. Anda mendengar hal ini dari doktor, media massa, brosur di klinik, atau rakan-rakan anda. Tetapi, apakah Anda pernah berfikir kembali tentang tujuan imunisasi? Pernahkah anda meneliti lebih lanjut terhadap isu-isu dan cerita mengenai sisi lain imunisasi (yang tidak pernah dimaklumkan oleh doktor)?
Serangkaian imunisasi yang terus digiatkan hingga saat ini oleh pihak-pihak yang katanya demi ‘menjaga kesehatan anak’, patut dikritik dari segi kesihatan mahupun syariat. Teori pemberian vaksin yang menyatakan bahwa “memasukkan bibit penyakit yang telah dilemahkan kepada manusia akan menghasilkan pelindung berupa anti bodi tertentu untuk menahan serangan penyakit yang lebih besar”. Benarkah?

Tiga Mitos Menyesatkan
Vaksin begitu dipercayai sebagai pencegah penyakit. Hal ini tidak terlepas dari adanya 3 mitos yang sengaja disebarkan. Padahal, hal itu berlawanan dengan kenyataan.
1. Effektif melindungi manusia dari penyakit.
2. Imunisasi merupakan sebab utama penurunan jumlah penyakit.
3. Imunisasi benar-benar selamat bagi anak-anak.
dodidananggie kos setiabudi bandung Updated at: 7:32 PM